Rabu, 15 Januari 2014

14.56 - No comments

"hai"



“ hai,?” lama gue pandangi lamat-lamat kata itu, setelah gue kirim di line chat setengah jam yang lalu, sambil menduga-duga balasan apa yang akan tertulis dilayar handphone gue nanti, berharap ada yang berubah dalam kehidupan gue, jika ada yang sekedar mau jadi pasangan diri ini, hiks. tapi lama menunggu dongo sampai nggak terhitung lagi sudah berapa kali gue berguling sana sini dikamar yang mengatup segala tentang diri gue, tapi tak kunjung ada barisan kata-kata disana, jangankan barisan, satu kata aja nggak ada, titik pun nggak ada, kenapa? Padahal jelas disana ada tanda kalau dia lagi online, mungkin dia nggak menyadarinya, lalu gue kirim satu kata yang sama untuk kesekian kalinya, genap sudah empat kata yang sama berderet meminta perhatian dan balasan, tapi tetap saja nggak ada respon, maka dimulailah gambaran-gambaran aneh tentang diri gue, sekelumit pendapat-pendapat yang seakan dipaksa masuk didalam otak dan meminta untuk dibenarkan, apa foto profil gue kurang greget? Prasaan bagus, pose senyum merekah  dengan bibir sok dikerut-kerutin, jujur pose itu susah banget, butuh 2 jam gue bercermin, cocok-cocokin bibir, sumpah itu sudah mirip kayak orang stroke, kurang busa-busanya doang. Tuh pose juga update banget, nggak ada yang salah.  Apa karena gue jelek?, gue nggak jelek tuh, cuman kurang cakep aja. Iya kan?
Jleb, sakitnya minta ampun, Cuma karena kata hai yang tidak dibalas-balas, gue mencap diri sendiri kurang cakep? Iya sih, kurang cakep. Apalagi coba alasannya chat tidak dibalas, ke toilet? Lagi buat apa di toilet setengah jam lebih? Bersihin toilet? Mungkin juga sih iya, tapi kemungkinannya kecil, lagian tadi pas aku cek, dia update status di timeline 5 menit yang lalu. Atau lagi makan? Apasih susahnya mengetik sekedar tiga huruf sebagai pelipur perasaan yang menunggu ini.
Nggak enak, lalu kenapa gue harus berada dalam situasi ini?  Bebal menunggu lama gue tinggal aja chat tak berbalas itu, perlu seribu alasan untuk meninggalkan kisah hai itu. Gue bosen dan beranjak pergi dari kasur sekedar nyari minum, haus dari tadi nunggu nggak minum-minum, ambil segelas air trus balik lagi ke kamar, lalu gue tenggak minuman ditangan sambil liat handphone “PFRUUUUUFFFT…..apa nih?” layar hanphone gue basah kuyup, tp bodo ah, tak disangka chat gue berbalas, ada kata, “hai jg” huaaah senengnya, tapi kok males amat ngetiknya ya?, sudah lah yang penting dibalas, kalo ada respon mah bisa lanjut lagi nih. Guling sana guling sini..
gue: “gue suka kamu nih” koplak banget, baru chat dibalas “hai jg” udah bilang suka sama dia.. efek kesenengan nih, plus kepedean,
dia: “haha” itu doang? Haha?, gue juga bisa bilang haha sampai muntah-muntah
gue: seriusan nih
dia: “terima kasih” ini dia gila apa blo’on sih, gue kan nggak ngasi apa-apa, lah bilang terima kasih, dari sini gue mulai ragu sama dia, selingan itu gue buka profilnya, liat status-status sebelumnya, gue hayati satu demi satu, satu demi…satu, nih anak rada galau juga ya, sedih amat hidupnya, frustasi semua, tapi okelah, untuk itulah gue ada buat elo beibeh, akan ku warnai kehidupan-kehidupanmu dengan… dengan? Dengan apa ya.. dengan kesedihan-kesedihan lainnya.
       Gue chat lagi, takut dia nunggu lama.
Gue: “sebenernya, gue udah suka sama loe sejak pandangan pertama, lewat foto profil.. seriusan deh, loe cantik”.
Dia: “oh, ya?” sedih banget, gue nulis panjang-panjang, dia pendek-pendek, maunya apasih. Jutek amat, emang setiap cewek cantik gituh ya, serasa dunia bertekuk lutut dihadapannya, itu kampret banget.
Emosi. Gue buka profilnya lagi, ada foto profil kecil yang nyempil di sudut kiri sana, cantik sih, tapi seumur-umur gue belom pernah perbesar foto profilnya liat jelas mukanya gimana, dan gue “klik”

*hening*

“ohhh… ampun..ampun, ampuuun..ampuuuuuun sumpah, tulungin gue, auh..auh, mata gue sakit, ini gimana cara closenya, perih tuhan, mataku perih” gue terdiam dikamar setelah ngelempar hape kesisi lain kasur, gue bingung, pandangan gue kosong kelangit-langit kamar, inikah? Inikah yang disebut “jatuh cinta pada foto profile pertama, dan muntah pada zoom kedua”.

0 comments:

Posting Komentar