Well..well guys this
is the most hot news for this moment :D ,
pikir deh coba, dimana loe loe pada bisa dapat kilas balik segokil, dan
sedetail ini ckckck…. Tentu saja dari sudut pandang kaca mata ala somplak.. hha
Semua berawal pada
hari yang cerah pada hari selasa dimana gue sama teman-teman Fun-B yang
lain yaaa seperti biasa kuliah, entah gue yang males hari itu ato memang
suasana kelas saat itu yang sudah berubah sejak teman kami Alejhandro, “sakit-magic” 1 semester deh kayaknya, iya satu semester,
menurut terawangan gembel gue nih, waktu itu dia lagi kena sihir..dilihat dari
tingkahnya dikelas yang memang aneh untuk anak seusianya, ini waktu semester
kemarin yak, berbeda waktu semester 5 dan 6 ini, prilakunya sudah mulai membaur
dan banyak bercanda, tapi entahlah, image yang kemarin gak mungkin hilang
begitu saja. EIIIIT GUE GAK LAGI NGEGOSIP NIII YA, BUKAN... cuman menceritakan keanehan orang lain aja,
lagian ini sudah menjadi rahasia umum, tapi tetep
aja ditutup-tutupi..nista…..nista banget..
Ini kenapa jadi
serem gini ya? Siapa yang matiin
lampu? Jujur sementara tulisan ini ditulis gue aja ngerasa was-was, ngerasa
diawasin sama Alejhandro , gimana kalo dia tiba-tiba ada di samping gue, ato
muka dia tiba-tiba muncul di layar laptop gue, ato...atao SHIIIT DIA ADA
DIDALAM KEPALA GUE..
Puncak dari kebingungan gue kalo Alejhandro ini udah expert magic-nya yaa~
kemarin malam, sebenarnya gue gak kepikiran sampe kesana kalo dia seperti apa
yang dibicarakan, sampai pada saat kuliah terakhir hari itu Introduction to
Literature, iya sih malam, perfect banget dah serem-seremya.
Jam tangan gue menunjukkan 7.31, anak-anak fun-B lagi menunggu dosen
pengampuh mata kuliah terakhir itu, lantai tiga gedung B, yang namanya malam pasti
gelap, hanya sedikit mahasiswa yang lalu-lalang, entah mau apa. Dilain sisi seperti
sudah mendarah daging di kelas Fun-B, waktu sisa sebelum datangnya dosen diisi
dengan komat-kamit, yup! Gue gak boleh bohong kalo gue memang termasuk pelaku
juga, ganggu sana-ganggu sini, sekelebat mata gue tertuju pada sosok lemah
gemulai di depan kelas, makhluk bekulit putih, gak asik dipandang, enak
ditendang..haaa AnDICKa, sifatnya tak bisa ditolerir kalo dia adalah seorang
wanita, tapi seorang laki-laki gak pake tulen, tapi bukan cuman AnDICKa yang
menarik nafsu ini, tapi Alejhandro, disana ada Raqib Bintang, dan Wira tertawa
menikmati pertunjukan Alejhandro, dan gue pun mendekati mereka.
“AnDICKa, bagaimana mau saya obati? Mau Jadi laki-laki tulen?” kata Alejhandro
dengan senyum khasnya, AnDICKa yang bersandar dipinggir pagar lantai, pagar
besi karat itu menjadi saksi kemauan AnDICKa.
“iyhaaaaa~~~ hihihiihii” kata AnDICKa cekikikan pengen ditabok.
“baiklah kalo begitu” kata Alejhandro sambil memegang tangan kanan AnDICKa
dan mulai meremasnya, entahlah itu apa, pikir gue sih dipijat, tak lama
menjamah daerah telapak tangan, Alejhandro mulai merambah daerah lengan, tangan
kanan Alejhandro tetap pada daerah telapak tangan dan tangan kirinya mulai
memijat daerah tepi ketek AnDICKa, gua yakin saat itu AnDICKa sudah basah, gue
gemes melihat adegan erotis itu, gue juga gak mau kalah dan mencontoh gerakan Alejhandro,
gue pegang tangan kiri AnDICKa, dan melakukan hal yang sama, persis apa yang
dilakukan Alejhandro, jadi kedua tangan AnDICKa saat itu sedang dijamah..
hampir gue lupa, Raqib Bintang yang duduk disebelah AnDICKa, menggigit bibir
bawahnya tanda menginginkan hal yang sama, mencoba membayangkan dirinyalah yang
dijamah... hina...hina..hina banget kau Raqib bintang, Wira disana hanya
berdiri terhenyuk melihat adegan itu.
“bagaimana perasaanmu AnDICKa? Udah enakan kan?” kata Alejhandro menatap
lekat mata AnDICKa, udara malam yang
dingin berubah panas diantara kami bertiga, entah apa yang terjadi Alejhandro
mulai tak tahan dan tangan kirinya yang dari tadi menjamah daerah ketiak mulai perpindah
secara perlahan dan memegang dada AnDICKa...dan
“TIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIT”
AnDICKa terlonjak “ahhhhhhhhhhhkkk kamu” kata AnDICKa tertawa cekikian pada
Alejhandro sambil mencoba melawan apa yang sedang terjadi padanya, Alejhandro
mencoba menenangkan AnDICKa guna menciptakan suasana kondusif dan kekeluargaan.
“tenang..tenang saja, tidak apa” kata Alejhandro sambil terus melanjutkan
aktifitasnya, gue yang sudah sedari tadi muntah, ‘eneg, ditambah muntah dan
‘eneg, jadi gue tinggal sejenak masuk dalam kelas, karena gak ada yang asik
dalam kelas, Amrah juga gak mau berkolaborasi dengan gue jadi gue keluar lagi
melihat bagaimana perkembangan pengobatan AnDICKa menjadi laki-laki tulen, dan
“BUseEEET” gue ketawa ngakak ngliat apa yang dilakukan Alejhandro pada AnDICKa,
dengan tarian-tarian dan gerakan tangan Alejhandro mengelilingi tubuh AnDICKa,
gue lihat dari jauh sih AnDICKa senang-senang saja, terbukti dia cuman
ketawa-ketiwi, tak berlangsung begitu lama dan terjadilah sesuatu yang
sama-sama diinginkan.
“bagaimana AnDICKa, boleh saya pegang kemaluan kamu?” kata Alejhandro, tak
diberi waktu AnDICKa untuk menjawab, Alejhandro melakukannya dan “JEEEB” dalam
sekejap, tapi gue yakin AnDICKa menikmati hal itu..
“AHHHHHhhkh kamu” AnDICKa untuk kesekian kalinya mengejang, tapi karena
merasa terlecehkan, AnDICKa berlari masuk dalam kelas mengabaikan apa yang
telah dicapainya dan mengacuhkan Alejhandro sambil berkata “aAAAaaaa gue
diperawani Alejhandro aaAh”
Selang beberapa menit dosen pun masuk dengan muka masam menyuruh apa yang
memang dijadwalkan malam itu.
Setelah itu ... gue tidak bertemu dengan Alejhandro, sampai waktunya pulang,
gue kira sih udah berakhir kejadian malam itu, eh ada lagi yang narik perhatian
gua, anak anak pada ngumpul diparkiran, gue segera mendekat, “ada apa lagi
nih???” pikir gue dan pertanyaan itu cocok untuk orang yang yang paling banyak
gerak saat itu, yeah Ulpe, lompat sana lompat sini sambil berkata “eee
bubar..bubar..pulang cepat..cepat!!” ini anak udah kayak hansip melerai maling
yang lagi digebukin warga, tak perlu nunggu lama, jawaban itupun datang
sendiri, sekelebat Alejhandro di perkiran motor depan pelataran gedung A-B
datang dan bersabda..
“bagaimana perasaan Nurda sekarang, apa Nurda yakin bisa pulang malam ini?,
karena saya tahu Nurda malam ini kena sihir, saya bisa ruqiyah Nurda” kata Alejhandro
tegas tapi terkesan memaksa dan gue pun menyadari ini....ini.... “BERITA BESAR
HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAAHAHHHA” gak bisa gue pungkiri Nurda terhenyak tak bisa
berkata apa-apa, Nurda pun terdiam, anak-anak lain juga terhenyak dan gue
tertawa “HuAHAHAHAHAHAHAHAHA AWESOMEFUCKIN’AWESOME HAHAHAHA
ITADAIKIMASUHANYONGHASEYO HAHAHAHA, lanjutKANlah Alejhandro..lanjutkan
huehuehuehue”
Jelas gue gak memihak siapa-siapa, Nurda dan Alejhandro bagi gue
kedua-duanya adalah teman, gue menyaksikan Nurda berkata.
“tidakji Alejhandro, tidak apa-apaja” kata Nurda lirih.
“apa Nurda yakin, saya tahu sekarang tidak apa-apa tapi nanti dirumah
kepalamu pening-pening, bagaimana? Dimana tinggal kah? Saya bisa kerumahmu
nanti, ato malam ini saja, saya bisa malam ini kerumah Nurda, dan ajak teman –
teman yang lain sebagai saksi kalo Nurda memang terkena sihir” kata Alejhandro
tegas..(kereeeeeeeeeeeeeeeeeeennn).
“tidakji brother” kata Nurda, suaranya seperti tenggelam dalam
kerongkongannya sendiri.
“AHHH TIDAK, DIMANA TINGGAL? MALAM INI SAYA RUQIAH NURDA, AJAK JUGA NIKEN
SAMA SENI, YANG WAJIB DATANG ITU NIKEN SAMA SENI, KARENA NIKEN SAMA SENI JUGA
KENA SIHIR” sekali lagi Alejhandro berkata, gue berpaling melihat wajah Niken,
terlihat kecut, enyuhhh... gue cari muka Seni, tapi anaknya udah ngilang, gue
yakin mukanya juga kecut tuh, mungkin udah kecut dari sononya ckckck.
suasana menjadi lebih ramai,
beberapa anak termasuk Wira dan Raqib Bintang melerai Alejhandro dan menyuruh Nurda
untuk pulang segera, tapi Alejhandro teteteeeeep aja kekeuh.
“HEI...HEI SIAPA SEBENARNYA ANDA, NURDA JI INI?? BACA AYAT KURSI DULU, HEI BACA AYAT KURSI”
kata Alejhandro mencari dirinya adalah benar dan meyakinkan teman yang lain.
“tidakji brother” untuk kesekian kalinya Nurda mengelak,” mau pulang ini,
laparka kodong” sambung Nurda, mencoba menghibur dirinya dengan tersenyum
kepada Alejhandro, tapi....
“BACA DULU AYAT KURSI, BARU PULANG NURDA!” kata Alejhandro mempertegas,
“baca aja Nurda, baru pulang” kata Wira, hanya menginginkan malam ini
segera berakhir.
Dengan suara lirih, suara yang menahan ketakutan dalam dirinya, Nurda
melafazkan ayat kursi, ayat perayat
Dan datanglah Gorilla kita, betul siapa lagi kalo bukan Gupran.
“WEEEEEH...WEEEEEH pulang Nurda, pulang aja” kata Gupron sambil membubarkan
kerumunan, bener-bener mirip gorilla, kampreeet, gue kan lagi menikmati acara
joke live show.
Dan Alejhandro pun menjauh, ada rasa mengganjal dalam hati gue jadi gue
putusin ngejar Alejhandro.
“Alejhandro,!!” gue memanggil namanya sambil berlari “Alejhandro mau pulang?”
sambung gue.
Alejhandro pun berbalik
“iya bro”
“ke rusunawa yo?” dan kita bersalaman,
“bukan, Ke Takalar”
“Buseeet, kan Jauuh mas Bro, udah malam juga”
“ahh tidak apa-apa”
“yakin?”
“iya, Eh bagaimana Logoku bro?”
Ternyata dia masih inget juga sama logo course-nya, alhamdulillah “ahh iya,
gue buat kan lah”
“ok, nanti kalo jadi coursenya, pastilah gue kasi fee” katanya tertawa.
“yaelah mas bro, kagak usah, kan temen”
“ahh pokoknya kasi”
“terserah mas bro dah” dan gue pun berlalu.
Percakapan itu mang begitu singkat, tapi dari situ gue tau kalo Alejhandro
kagak begitu-begitu amat, saat bersalaman tangannya dingin, dan gemetar,
menurut analysis gembel gue sih dia cuman terobsesi aja terhadap ilmunya, trus
mau nolong temennya, yaaa itu Nurda, yang jelas niatnya baik kok.
Tapi tetep........KEREEEEEEEEEEEEEEEEEN KAMPRET KEREN BANGET
HUAHAHAHAHAHHHA, KEJADIAN YANG BIKIN GUA NGAKAK ABIS-ABISAN.
Pikirkanlah dimana
gelap itu datang , dingin itu menyapa, menyentuh setiap relung-relung tubuh,
tak ada daya untuk menolaknya selain hati yang melawan untuk sembuh, yakin akan
terang, dan doa yang terpanjat.
I DECIDE IT.............
paham : )------ > fake smile